laman

Sabtu, 29 Oktober 2011

Tugas Mahasiswa

TUGAS MID SEMESTER

  1. Buat  5 item soal essay berdasarkan TIK
  2. Buat kisi-kisi tes obyektif disertai contoh soal masing-masing sebagai berikut :
a. Betul salah                            = 5 item
b. Penjodohan                          = 5 item
c. Pilihan Ganda                        = 10 item
d. Analisis sebab akibat            = 5 item

Kamis, 22 September 2011

Tujuan Belajar


TUJUAN BELAJAR

Setiap proses belajar mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan belajar akan dapat dilakukan bila terciptanya system lingkungan belajar yang kondusif. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan system lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai afeksi memerlukan penciptaan system lingkungan yang berbeda dengan system yang dibutuhkan untuk tujuan belajar pengembangan gerak, dan begitu seterusnya.
Pada dasarnya dengan blajar diharapkan kemampuan siswa bisa meningkat. Ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa semakin berfungsi. Dimyati dan Mudjiono (1994:22) memberikan illustrasi bahwa pada ranah kognitif, siswa dapat memiliki pengetahuan pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, sintesis dan mengevaluasi. Pada ranah afektif, siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola hidup. Pada ranah psikomotorik, siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan komplek, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerak-gerak baru.
Menurut Sardiman (1990:28) tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi, namun bila dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan belajar tersebut dapat dibagi kepada tiga jenis :
a.       Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai suatu yang tidak terpisah. Dengan kata lain siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan
b.      Penanaman konsep dan ketrampilan. Perumusan terhadap konsep memerlukan suatu ketrampilan, baik ketrampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sementara itu ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berkaitan dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana awal dan akhirnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut kepada persoalan-persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masaalah atau konsep.
c.       Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi warga belajar, pendidik harus lebih bijaksana dan hati-hati dalam pendekatannya.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan, untuk mencapai tujuan belajar dibutuhkan aktivitas-aktivitas yang mengarah kepada tujuan belajar tersebut.

Minggu, 18 September 2011

sibalus evaluasi

SILABUS MATA KULIAH

Nama Mata Kuliah               :  Evaluasi Pengajaran
Kode Mata Kuliah                : 
Bobot Mata Kuliah               :  3  sks
Kelompok Mata Kuliah        :  MKK
Dosen Pembina                     :  Drs. Ilpizukdi, M. Pd.
Semester                               :  V

A.     DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini membahas hakekat pengukuran dan penilain hasil belajar, mengolah dan melaporkan hasil evaluasi, serta menggunakan hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

B.     TUJUAN MATA KULIAH

Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa memahami hakekat pengukuran dan penilaian, mampu menyusun perangkat alat evaluasi pengajaran, mengolah, melaporkan hasil evaluasi, dan menggunakan hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

C.     KEPUSTAKAAN

  1. Arikunto, Suharsimi. 1989. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara
  2. Ary, Donal dkk. 1972. Introduction to Research in Education. New York: Holt, Renehart and Winston
  3. Nurkancana, Wayan dan Sunartana, P.P.N. 1982. Evaluasi Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
  4. Utomo, Tjipto dan Rujter, Kees. 1985. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Gramedia
  5. Yusuf, A Mury. 1986. Teknik Evaluasi. Padang: FIP IKIP Padang
  6. Prayitno, 1987. Pengadministrasian Tes. Padang: FIP IKIP Padang

D.    STRATEGI PERKULIAHAN


  1. Kuliah Mimbar
  2. Diskusi Kelompok
  3. Observasi
  4. Presentasi
  5. Pemberian Tugas

E.     PENILAIAN
  1. Kehadiran dan aktivitas dalam kelas                  10%
  2. Tugas mingguan                                                20 %
  3. UTS                                                                  30 %
  4. UAS                                                                 40 %
Jumlah                                                              100%

F.      KEGIATAN PERKULIAHAN



MG KE
MATERI (TOPIK DAN RINCIAN)
Tugas
SUMBER
1
2
3
4
Minggu I
Penjelasan Silabus



I

 

I. KONSEP  DASAR  PENGUKURAN DAN   PENILAIAN

A.     Pengertian Pengukuran dan penilaian
B.     Peranan penilaian dalam pembelajaran
C.     Hubungan antara penilaian dengan mutu pembelajaran


Membaca buku sumber

1,3,5
II
D.     Prinsip-prinsip penilaian
E.      Skala pengukuran

sda
1,3,5
III
II. TAKSONOMI BLOOM
A.     Ranah kognitif
B.     Ranah Afektif
C.     Ranah psikomotor

sda
1,3,5
IV
III. PENGEMBANGAN INSTRUMEN
A.     Jenis Instrumen
B.     Tes
  1. Pengertian Tes
  2. Jenis-jenis tes

sda
3,5
V
a. Teknik Menulis Tes Esai

Membuat TIK dan soal
3,5
VI
b. Teknik Menulis Tes Objektif
1)      betul-salah
2)      penjodohan
3)      pilihan ganda

Membuat Kisi-kisi
3,5
VII
4)      analisis sebab akibat
5)      asosiasi pilihan ganda
6)      isian

Membuat contoh soal sesuai kisi-kisi
3,5
IX
C.     Observasi
  1. Pengertian
  2. Jenis
  3. Pengembangan dan penggunaan


3,5

X


UJIAN TENGAH SEMESTER



XI
IV. MENENTUKAN KUALITAS INSTRUMEN TES
a.      Validitas

Membuat latihan
3,5
XII
b.      Reliabilitas

sda
3,5
XIII
a.      Tingkat kesukaran

sda
3,5
XIV
b.      Daya beda

sda
1,2,3

XV
E.  Penggunaan Penilaian
1. Penilaian Acuan Normatif (PAN)

1,2,4,5
3,5
XVI
   2. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

1,2,4,5
3,5
XVII
Pengadministrasian Tes
1,2,3,4,5
6

XVIII
UJIAN AKHIR SEMESTER



                                                                                                                                  Padang,   September 2011
                                                                                                           
                                                                                                  Dosen yang bersangkutan





                                                                                                  Drs. Ilpi Zukdi,M.Pd

Senin, 15 Agustus 2011

PENGERTIAN BELAJAR

PENGERTIAN BELAJAR

Pada esensinya, semua manusia berkeinginan untuk maju dan berkembang. Perkembangan tersebut tidak hanya yang bersifat fisik, tetapi sebagai makhluk sosial budaya, belajar adalah sangat penting bagi kehidupan manusia dimana saja dan kapan saja.
Para ahli pendidikan memberi definisi belajar sebagai berikut :
Bower dan Hilgard dalam bukunya Theories of Learning (1981:11) mengemukakan teori belajar yaitu :
Learning refers to the change in a subjects behavior potential to a given situation brought about by the subject’s repeated experiences in that situation, provided that the behavior change can not be explained on the basis of the subject’s native response tendencies, maturation, or temporary states (such as fatigue, drunkenness, drives, and so on).
 Definisi ini menjelaskan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu, yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).
Gagne dalam bukunya The Conditions of learning (1977:3) memberi definisi :” Learning is a change in human disposition or capability, which persists over a period of time, and which is not simply as crababble  to processes of growth”. Menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya (performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Morgan dkk, dalam bukunya introduction to psychology (1986:140) memberi definisi belajar : “as any relatively permanent change in behavior that occurs as a result of practice or  experience”. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari definesi di atas, dapat dijelaskan bahwa ada beberapa elemen penting yang merupakan ciri pengertian tentang belajar, yaitu :
  1. Belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku, perubahan tersebut dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk
  2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam pengertian perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar
  3. Perubahan yang terjadi dalam belajar harus bersifat relative mantap, merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang.
  4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut pada berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology: A Realistic approach (dalam Purwanto, 1987:87) mengemukakan arti belajar sebagai : “Learning is the development of new associations as a result of experience”. Berdasarkan definisi ini Good dan Brophy menjelaskan bahwa belajar suatu proses yang benar-benar bersifat intenal. Belajar suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, karena prose situ terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Oleh karena itu yang dimaksud belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru. Hubungan-hubungan itu baru dapat berupa antara perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi atau antara perangsang dan reaksi.
Walaupun Good dan Bropy menegaskan bahwa belajar merupakan suatu proses yang bersifat internal, bukan berarti faktor eksternal tidak memiliki peran untuk terjadinya belajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan faktor eksternal bagi terjadinya belajar. (Monks, 1989, Winkel, 1991)
Pendidikan merupakan suatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar. Dengan belajar akan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Dengan adanya  belajar terjadilah pekermbangan jasmani dan mental siswa.
Oleh karena itu, bukan hanya suatu hasil atau tujuan akan tetapi juga suatu proses atau kegiatan. Proses yang dilaksanakan oleh individu dapat dikategorikan kedalam ranah pengetahuan, sikap atau nilai-nilai (values) dan ketrampilan (Darkenwold dan Mariam, 1982:9). Bila dikaitkan proses yang dilaksanakan oleh pebelajar, berarti bahwa kegiatan belajar akan merubah (change) ketiga ranah tersebut (pengetahuan, sikap dan ketrampilan). Dapat dikatakan, proses tersebut tidak selalu dalam arti menambah, akan tetapi dapat juga berupa perubahan/pengurangan.
Smith (1982:36) mendeskripsikan proses belajar adalah : “learning is natural process which occurs inside the learner, it must be done by the learner; no one can learn for others”. Belajar adalah proses alamiah yang terjadi di dalam diri sibelajar. Kegiatan belajar itu harus dilakukan oleh pebelajar itu sendiri, dan tidak seorangpun dapat belajar untuk orang lain, maka dari itu setiap diri yang ingin belajar harus melakukannya dengan cara bekerja.
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat diterangkan bahwa proses belajar terutama sekali harus dilakukan oleh pebelajar. Sebagai akibat dari perbuatan pebelajar akan memberikan/mendatangkan hasil atau produk terhadap perbuatan pebelajar, yaitu perubahan kemampuan yang dapat dimanfaatkannya demi untuk memecahkan/ mengatasi masalah kehidupan pebelajar tersebut.

Senin, 11 Juli 2011

NILAI METODOLOGI PENELITIAN TAHUN 2011

No
Nama Mahasiswa
N Akhir

1
Lili Hasniati
 90,42
2
Mugi Lestari
95,350
3
Nazifah Anas
 97,550
4
Riki Rizo Namzah
80,416
5
Fitriani
96,134
6
Hidayatul Radhiyah
 88,416
7
Susrika Wardani
91,416
8
Idris Oktaria
88,416
9
Frima Yunita Masta
 89,734
10
Riska Rismayanti
 93,084
11
Ade Rahmadani
 96,35
12
Supian Hadi
99,750
13
Nurjannah
 94,350
14
Elisa Sapitri
91,084
15
Edriati
 94,350
16
Nining Sugiarti
 95,350
17
Johansyah
94,350
18
Widya Akbari
94,150 
19
Rijal Mai
 86,084
20
Miza Srigusreni
 91,08
21
Andre Kurnia Putri
 0
22
M Taufiq
94,950
23
Desi Okvianti
88,816
24
Rahmi Silvia Amer
 94,350
25
Yulia Afrina Yosi
94,350
26
Sukti Rahma
 88,416
27
Warisuddin Saleh
95,350
28
Meti Ekawati
94,950
29
Marjaini
92,084
30
Zulkarnaini
 91,884
31
Desmerianti
94,950
32
Yulisma Netri
92,216
33
Novia Pidola
90,500
34
Al Qadri
91,216
35
Rolly Perdian Pratama
96,350
36
Syafrizal
 0
37
Sri Wahyuni
 91,216
38
Decky Primadona
95,350
39
Nurlaila
 91,216
40
Ali Akbar Z Bakhtiar
95,500
41
Nurasnah
 94,350
42
Syafrizal
 93,950
43
Sri Efrita
 95,350
44
Dedet Pratama
94,750
45
Fatrizal
 76,666
46
Nurmalini
79,666
47
Syafniati
94,550
48
Rie Lovilia
 94,200
49
Nuraini
 94,084
50
Hendrianto
 75,666
51
Ahmad Fauzi
94,600
52
Hendra
 92,200
53
Dodon
 0
54
Muhardi
 0
55
Nofriendrizal
 88,416
56
Refi antoni
 93,350
57
Jefri Naldi
 0
58
Ayunda Irsyad
95,400
59
Alizar
86,184
60
Muhammad Asra
 87,750
61
Akhirul Akbar
 0
62
Redha
93,85
     63      Hendri                                82,500